SELAMAT DATANG DI WEBS SDN 3 PAKUWON - GARUT KOTA

Senin, 05 Februari 2024

Berpikir Kritis Menurut Para Ahli

Berpikir kritis adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh semua orang. Berpikir kritis menjadi salah satu soft skill yang diperlukan dalam meningkatkan karier dan kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Seorang yang berpikir kritis seringkali memiliki manfaat terhadap kepemimpinannya yang sukses.

Berpikir kritis merupakan berpikir secara logis dan sistematis dalam membuat keputusan atau menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.

Nah berikut artikel ini akan membahas tentang apa sih berpikir kritis? Apa manfaat berpikir kritis? Kenapa kemampuan berpikir kritis itu penting? Bagaimana cara berpikir kritis? Bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir kritis? Bagaimana mengasah kemampuan berpikir kritis? Tak hanya itu, disini juga ada rekomendasi buku terbaik tentang berpikir kritis untuk Grameds!


Table of ContentsApa itu Berpikir Kritis?

Apa Manfaat Berpikir Kritis?

1. Melihat Masalah dari Berbagai Perspektif

2. Bisa Diandalkan

3. Mandiri dalam Menghadapi Persoalan

4. Menemukan Ide dan Peluang Baru

5. Berpikir Jernih dan Rasional

6. Kemampuan Adaptasi Meningkat

7. Keterampilan Bahasa dan Presentasi Meningkat

8. Kreativitas Meningkat

9. Mengembangkan Diri

Kenapa Kemampuan Berpikir Kritis itu Penting?

Rekomendasi Buku Tentang Berpikir Kritis

1. Berpikir Kritis: Kecakapan Di Era Digital karya Kasdin Sihotang

2. Berpikir Kritis: Kaidah Penerang Untuk Hidup Benar dan Selamat karya Dr. Saifur Rohman, M.Hum

3. Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie

Bagaimana Cara Berpikir Kritis?

1. Mengidentifikasi Permasalahan atau Pertanyaan

2. Kumpulkan Data, Pendapat, dan Argumen

3. Menganalisa dan Evaluasi Data yang Terkumpul

4. Mengidentifikasi Data yang Ditemukan dengan Asumsi

5. Menentukan Hal-hal yang Signifikan

6. Membuat Keputusan untuk Mencapai Kesimpulan

7. Menggunakan Buah Pikir Kita

Bagaimana Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis?

1. Melatih Diri agar Berpikir Seimbang

2. Melatih Kesadaran Situasional

3. Melatih dan Mengembangkan Pemikiran Secara Efektif dan Efisien

4. Menunjukan Kecerdasan Emosional Kita

5. Berfokus pada Tujuan dan Hasil

Bagaimana Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis?

Kategori Ilmu Berkaitan Self Improvement

Artikel Self Improvement


Apa itu Berpikir Kritis?

Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir dengan rasional dan tertata yang bertujuan untuk memahami hubungan antara ide dan/atau fakta. Pemikiran kritis merupakan sesuatu yang bisa membantu kita dalam menentukan apa yang kita percayai.

Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir dengan jernih dan rasional mengenai apa yang yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercayai. Proses di mana kita harus membuat penilaian yang rasional, logis, sistematis, dan dipikirkan secara matang adalah proses dalam berpikir kritis.

Robert Ennis seorang filsuf Amerika yang dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka pemikiran kritis menyimpulkan, berpikir kritis merupakan penalaran mengenai keyakinan dan tindakan yang masuk akal dan berfokus pada memutuskan apa yang dipercayai atau yang dilakukan.

Sementara itu, Michael Scriven profesor ahli ilmu perilaku dan organisasional yang berasal dari Claremont Graduate University, mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan proses disiplin intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi.

Baik informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan lewat observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, dan komunikasi, sebagai panduan untuk meyakini sesuatu dan melakukan sebuah tindakan.

Sederhananya, berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dengan rasional dan melihat permasalahan secara objektif sehingga hasil yang akan diperoleh tidak bias dan sesuai dengan kenyataan yang ada.

Jika ada pemimpin yang memiliki kemampuan berpikir kritis bisa memahami hubungan logis antara ide, argumen, atau kesalahan dalam penalaran, maka pemimpin tersebut akan membuat keputusan dengan tepat.

Kita bisa mengambil contoh berpikir kritis bisa ditemukan pada diskusi yang diselenggarakan oleh sebuah tim. Misalnya saja, ketika mengidentifikasi masalah, anggota tim mampu menentukan mana informasi yang relevan dengan isu yang sedang dibahas atau tidak, mengenali bias dan propaganda, dan faktor emosional.

Kemampuan dalam memprediksi kemungkinan risiko yang akan terjadi dan bisa membedakan antara fakta dan opini merupakan contoh logika yang sering kali digunakan dalam berpikir kritis.

Berpikir kritis bukan suatu yang asing. Berpikir kritis merupakan proses berpikir yang membangun atau konstruktif yang bertujuan untuk mencari solusi. Ketika berpikir kritis, kita tidak hanya menerima semua argumen dan kesimpulan begitu saja tanpa ketelitian, tetapi juga mempertanyakan validitas dari argumen dan kesimpulan yang ada.

Apa Manfaat Berpikir Kritis?

Berpikir kritis acap kali dikaitkan dengan kesuksesan. Keterampilan berpikir kritis bukan hanya diperlukan oleh orang-orang yang bekerja di bidang tertentu. Berpikir kritis bermanfaat bagi siapa saja. Ada beberapa manfaat berpikir kritis bagi kita, di antaranya:

1. Melihat Masalah dari Berbagai Perspektif

Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami perbedaan, permasalahan, dan persoalan yang terjadi. Jika kita berpikir kritis, kita akan mudah menghargai sudut pandang orang lain dalam menanggapi suatu isu.

2. Bisa Diandalkan

Manfaat selanjutnya dari berpikir kritis yaitu kita bisa diandalkan oleh tim atau organisasi yang kita ikuti, karena kita bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. KIta juga memiliki kemampuan untuk mengajak anggota tim agar bisa bekerja dengan efektif dan efisien.

3. Mandiri dalam Menghadapi Persoalan

Berpikir kritis merupakan berpikir yang mandiri. Dengan pemikiran yang mandiri ini, kita mampu mengatasi persoalan dengan cepat.

4. Menemukan Ide dan Peluang Baru

Ketika kita berpikir kritis, kita bisa mendapatkan manfaat yaitu mudah dalam menghasilkan ide brilian yang inovatif dan mampu mencari peluang untuk mewujudkannya.

5. Berpikir Jernih dan Rasional

Jika kita mampu berpikir dengan jernih dan rasional ini menandakan seseorang mampu berpikir dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah dengan sistematis. Kemampuan ini dibutuhkan dan sebagai aset untuk menjalankan karier di bidang apa pun.

6. Kemampuan Adaptasi Meningkat

Zaman berkembang begitu pesat dan perubahan demi perubahan terjadi. Adanya pengetahuan dan teknologi baru membuat manusia yang memiliki kemampuan berpikir kritis beradaptasi dengan cepat. Ini disebabkan karena orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis bisa meningkatkan keterampilan intelektual yang fleksibel, mempunyai kemampuan menganalisis kemampuan informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah yang ada.

7. Keterampilan Bahasa dan Presentasi Meningkat

Pola berpikir kritis bisa meningkatkan kemampuan untuk memahami struktur logika teks saat mempelajari dan menganalisanya. Hal ini tentunya bisa meningkatkan kemampuan untuk mengekspresikan ide dan gagasan.

8. Kreativitas Meningkat

Berpikir kritis memungkinkan kita untuk mengevaluasi ke dasar masalah dan menghasilkan solusi kreatif yang relevan. Dengan demikian, bukan hanya menghasilkan ide, berpikir kritis juga memungkinkan kita untuk mengevaluasi ide baru yang didapat, menyeleksi, dan memodifikasinya jika dirasakan perlu.

9. Mengembangkan Diri

Berpikir kritis tentunya bisa menjadi alat untuk evaluasi diri sendiri yang bersifat konstruktif. Ini bisa dilakukan dengan cara mengevaluasi keputusan dan tindakan yang telah diambil. Oleh karena itu, seorang yang berpikir kritis sangat bisa berkembang.

Kenapa Kemampuan Berpikir Kritis itu Penting?

Saat kita berpikir kritis, kita akan selalu merasa tertantang. Hal ini berlaku juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh berpikir kritis ini yaitu, jika kita menemukan hal yang sebenarnya belum berfungsi secara normal, dengan berpikir kritis kita bisa mengidentifikasi solusi baru yang lebih baik. Tujuan dari berpikir kritis ini salah satunya yaitu sebagai bentuk pengembangan dan perbaikan diri.

Rekomendasi Buku Tentang Berpikir Kritis

Ada beberapa rekomendasi buku untuk Grameds yang ingin mempunyai kemampuan berpikir kritis, di antaranya:

1. Berpikir Kritis: Kecakapan Di Era Digital karya Kasdin Sihotang

Kualitas seseorang bisa dilihat dari perilakunya. Selain perilaku yang baik, cara berpikir menjadi salah satu dari penilaian terhadap kualitas seseorang. Di era digital ini, cara berpikir kritis sangat dibutuhkan. Berpikir kritis menjadi kebutuhan yang mendasar dalam menghadapi situasi global yang sarat dengan kompleksitas dan perubahan yang begitu pesat di era digital sekarang.

Berpikir kritis adalah kecakapan hidup yang membuat orang bisa mempertahankan eksistensinya dengan langgeng di masa kiwari ini. Buku Berpikir Kritis: Kecakapan Di Era Digital karya Kasdin Sihotang ini cocok dibaca oleh siapa pun, khususnya para akademisi, mahasiswa, dan dan siapa saja yang tidak mau tenggelam karena arus perubahan yang serba cepat dan masif di era digital sekarang.

Buku yang ditulis oleh pengajar di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ini menyuguhkan letak esensi berpikir kritis, bagaimana mengembangkan pola pikir kritis di zaman digital seperti sekarang, hal-hal yang perlu diusahakan dalam menumbuhkan berpikir kritis dalam diri kita, standar yang bisa digunakan dalam mengenali tingkat berpikir kritis kita, bagaimana tips menunjukkan pola pikir kritis pada saat membaca dan menuliskan ide-ide supaya bisa dipahami oleh orang lain.

2. Berpikir Kritis: Kaidah Penerang Untuk Hidup Benar dan Selamat karya Dr. Saifur Rohman, M.Hum

Buku ini terbit bukan hanya untuk menjelaskan maksud dari berpikir kritis,tetapi juga tentang bagaimana langkah-langkah dalam berpikir kritis. Hal ini tentunya bukan hanya membantu pembaca menemukan hal yang benar dari yang salah, tetapi juga mencurigai semua hal yang telah kita anggap benar.

Dengan membaca buku ini, nantinya kita tidak begitu saja menerima apa pun sebelum mencermati dengan baik dan benar. Buku Berpikir Kritis: Kaidah Penerang Untuk Hidup Benar dan Selamat karya Dr. Saifur Rohman, M.Hum ini pembahasannya mendetail, mendasar, filosofis, dan runut. Keunggulan lainnya, pembahasan dikemas dengan bahasa yang populer dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan keilmuan. Terakhir, berpikir kritis akan membuat hidup kita menjadi benar dan selamat, seperti halnya ditegaskan dalam buku ini.

3. Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie

Buku ini berisi pemikiran-pemikiran kritis mahasiswa aktivis dan idealis pada masanya. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sejarah FSUI. Soe Hok Gie menulis kritik-kritiknya yang keras lewat media koran-koran. Buku ini cocok dibaca oleh generasi pemuda, dalam melihat bangsa ini dari kacamata seorang mahasiswa yang memiliki pemikiran kritis.

Gie berupaya menggugah keberanian mahasiswa dalam bersikap dan menghadapi masalah yang harus dihadapi. Gie sebagai mahasiswa yang berpikir kritis, ia tidak hanya ingin beraksi menyuarakan aspirasi tanpa pemikiran yang matang atau hanya sekadar ikut-ikutan saja. Secara umum, buku ini menjadi salah satu karya yang harus dibaca oleh para mahasiswa dan kalangan umum yang ingin memiliki sifat berpikir kritis.

Bagaimana Cara Berpikir Kritis?

Berlatih berpikir kritis memerlukan waktu, kesabaran, konsisten, dan yang terpenting terus berlatih. Ada beberapa langkah-langkah melatih kita dalam berpikir kritis, di antaranya:

1. Mengidentifikasi Permasalahan atau Pertanyaan

Mengidentifikasi permasalahan yang kita hadapi sebaik dan setepat mungkin. Semakin kita menganalisa dengan baik dan tepat, maka akan semakin mudah kita dalam menemukan solusi dan jawabannya.

2. Kumpulkan Data, Pendapat, dan Argumen

Mencari data beberapa sumber yang menyampaikan hal-hal yang berbeda dan sudut pandang yang berbeda juga.

3. Menganalisa dan Evaluasi Data yang Terkumpul

Kita harus bisa memastikan sumber yang kita gunakan itu valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, kita bisa mencari tahu apakah kesimpulan yang kita akan ambil mempunyai data pendukung atau hanya sekadar bersifat argumentatif.

4. Mengidentifikasi Data yang Ditemukan dengan Asumsi

Kita mulai asumsikan jika sumber yang kita gunakan bias ataupun jika kita yang bias dalam mencari jawaban. Hal ini akan menyebabkan kita untuk berpikir dua kali.

5. Menentukan Hal-hal yang Signifikan

Kita misalkan saja, hal apa yang paling penting atau apakah jawaban yang kita temukan sudah cukup dan yang pasti apakah jawaban yang kita temukan relevan dengan masalah yang sedang kita hadapi.

6. Membuat Keputusan untuk Mencapai Kesimpulan

KIta mengidentifikasi beberapa kesimpulan yang telah kita temukan dan tentukan mana yang paling cukup terdukung. Menimbang pro dan kontra dari kemungkinan-kemungkinan yang ada.

7. Menggunakan Buah Pikir Kita

Setelah sudah pada kesimpulan, kita bisa menggunakan hasil dari pikiran kita untuk bisa memecahkan masalah.

Bagaimana Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis?

Ada beberapa cara mengembangkan diri kita dalam kemampuan berpikir kritis, di antaranya:

1. Melatih Diri agar Berpikir Seimbang

Jika kita underthink, hal ini bisa mencerminkan kemalasan atau bahkan kesombongan yang dapat menyebabkan fokus yang buruk. Sementara itu, apabila kita overthink, hal ini justru akan mencerminkan kehati-hatian dan keraguan yang berlebih, yang bisa saja mengarahkan pada penilaian yang bias dan adanya ketakutan.

2. Melatih Kesadaran Situasional

Kita harus mengembangkan kemampuan yang kita miliki untuk bisa memahami hubungan ataupun relevansi dalam suatu masalah yang ada. Mulai latih diri kita untuk mengembangkan rasa membandingkan yang baik dalam mengevaluasi situasi, baik secara teoritis maupun secara praktis. Dengan demikian, kita bisa lebih memahami lebih baik dengan mendengarkan bukan hanya konteks yang dibicarakan saja, tetapi juga dengan pendekatan tentang bagaimana hal ini diungkapkan.

3. Melatih dan Mengembangkan Pemikiran Secara Efektif dan Efisien

Mari mencoba diri kita untuk berpikir dengan efektif dan efisien. Kita bisa menerapkan pendisiplinan dalam berpikir melalui cara:

Menentukan permasalahan dalam waktu 2 menit

Nyatakan hasil yang ingin dicapai dalam waktu 3 menit

Menentukan tantangan yang sekiranya akan dihadapi dalam 4 menit

Menentukan tindakan yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah dalam waktu 4 menit

Menentukan prioritas tindakan dalam waktu 2 menit

Nah, kita bisa mengikuti tips ini, maka kita akan terlatih untuk memecahkan masalah dengan waktu yang singkat dan baik.

4. Menunjukan Kecerdasan Emosional Kita

Seorang yang berpikir kritis yaitu adalah pemikir yang sadar akan kemampuan diri sendiri. Orang-orang yang berpikir kritis terus berlatih untuk mengenali dirinya sendiri dan tentunya orang lain. Mengekspresikan empati dan kepercayaan pada orang lain yang menjadi cara yang bagus untuk dilakukan agar bisa memahami orang dengan lebih baik lagi.

5. Berfokus pada Tujuan dan Hasil

Melatih diri kita agar terus berfokus pada hal-hal yang ingin kita capai. Kita sebisa mungkin mencari cara agar diri kita tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan tujuan kita.

Bagaimana Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis?

Seorang yang berpikir kritis sering kali mempunyai berbagai pertanyaan ketika dihadapkan pada sebuah persoalan atau informasi. Beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh pemikir kritis antara lain:

Dari mana informasi ini berasal?

Apakah sumber informasi ini bisa dipercaya dan valid?

Apakah kesimpulan yang didapat sudah berdasarkan bukti yang kuat atau hanya sekadar asumsi atau firasat saja?

Apakah aturan yang berlaku sudah final atau masih bisa diubah atau dimodifikasi oleh orang lain?

Apakah kesimpulan yang telah diputuskan sudah menjawab persoalan?

Selain itu, seorang yang berpikir kritis memiliki tiga keterampilan dasar, berupa:

Rasa ingin tahu yang tinggi. Seorang yang berpikir kritis selalu mencari informasi dan bukti terbaru dan kuat, suka mempelajari banyak hal, dan terbuka dengan ide yang baru.

Skeptis. Skeptis artinya tidak gampang percaya dengan suatu hal. Seorang yang berpikir kritis selalu mempertanyakan informasi yang baru didapatkan sehingga tidak gampang percaya dengan perkataan orang lain.

Memiliki kerendahan hati. Seorang yang berpikir kritis berpikiran kritis akan terbuka dan tidak gengsi untuk mengakui kesalahan atau kekurangannya saat dihadapkan pada bukti yang meyakinkan bahwa ternyata ide dan pendapatnya salah.


Filsafat Pendidikan : Pengertian, Ruang Lingkup, Aliran-Aliran dan Hubungan Filsafat dalam Pendidikan

 Pengertian filsafat pendidikan 

Kata filsafat berasal dari bahasa yunani filosofia yang berasal dari kata kerja filosofien berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari bahasa yunani philosophy, Ada pula yang mengatakan filsafat berasal dari bahasa arab falsafah yang artinya hikmah. Dengan demikian diartikan ” cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Suka kepada hikmah dan kebijaksanaan.jadi orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, ahli hikmah dan bijaksana.

Selanjutya kata filsafat yang banyak terpakai dalam bahasa indonesia, menurut prof. Dr. harun Nasution bukan berasal dari kata arab falsafah dan bukan pula dari kata Barat philosophy. Disini dipertanyakan tentang apakah fil diambil dari kata Barat dan safah dari bahasa Arab, sehingga terjadi gabungan antara keduanya dan menimbulkan kata filsafat?

Dari pengertian secara Etimologi itu, filsafat didefinisikan sebagai berikut:

  • Pengetahuan tentang hikmah
  • Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar
  • Mencari kebenaran
  • Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas

Plato, mengatakan bahasa filsafat tidaklah lain dari pada pengetahuan tentang segala yang ada.

Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab dan asal segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.

Kant, mengatakan bahwa filsafat adalah pokok dan pangkal ssegala pengetahuan dan pekerjaan.

Fichte, menyebut filsafat sebagai Wissenschaftslehre: ilmu dari ilmu-ilmu yakni ilmu yang umum, yang menjadi dasar segala ilmu.

Ibnu Sina, membagi filsafat dalam dua bagian, yaitu teori dan praktek, yang keduanya berhubungan dengan agama, di mana dasarnya terdapat dalam syari’at tuhan, yang penjelasan dan kelengkapanya diperoleh dengan tenaga akal manusia.

Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan 

  1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan
  2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan
  3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan
  4. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan
  5. Merumuskan hubungan antara filsafat Negara (ideology), filsafat pendidikan, dan politik pendidikan (sistem pendidikan)

  1. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
  2. Aliran Proggressivisme
  3. Filsafat Pendidikan Idealisme
  4. Filsafat Pendidikan Realisme
  5. Filsafat Pendidikan Materialisme
  6. Filsafat Pendidikan Pragmatisme
  7. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
  8. Filsafat Pendidikan Progresivisme
  9. Hubungan Filsafat dalam Pendidikan

Filsafat, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teorinpendidikan oleh para ahli.

Filsafat, berfungsi memberi arah begi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.

Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalanya.

Adapun pengertian filsafat menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut: 

Maka dari pengertian-pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa filsafat adalah proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri hakikat dan sumber kebenaran secara logis, kritis, rasional, dan spekulatif. Alat yang digunakan untuk mencari kebenaran adalah akal yang merupakan sumber utama dalam berpikir. Dengan demikian, kebenaran filosofis adalah kebenaran berpikir yang rasional, logis, sistematis, kritis, radikal, dan universal.

Adapun yang dimaksud dengan filsafat pendidikan adalah sebagaimana yang diungkapkan al-Syaibany, filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur, yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.  Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai maklumat yang diupayakan untuk pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral. Sedangkan menurut Imam Barnadib filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan.

Kalau kita perhatikan pengertian yang luas dari pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh lodge, yaitu ” life is education” akan berarti bahwa seluruh proses hidup ini adalah proses pendidikan. Selanjutnya dalam artinya yang sempit  Lodge menjelaskan pengertian pendidikan mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar dasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajar serba terkontrol. Dan pendidikan formal hanyalah bagian kecil saja daripadanya. Tetapi merupakan inti dan tidak bisa lepas kaitanya dengan proses pendidikan secara keseluruhan.

Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan keluar yang terbaik agar dapat mengatasi permasalahan hidup dan hidup yang dihadapi. Filsafat bertujuan memberikan pengertian yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep-konsep hidup secara ideal dan mendasar bgai manusia agar mendapatkan kebahagiaan.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang komperhensif. Baik material konkret mapun non material abstrak. Jadi, obyek filsafat itu tidak terbatas. Secara makro, apa yang terjadi objek pemikiran filsafat yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, namun secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:

Dengan demikian, dari uraian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri

Keberadaan filsafat berbeda dengan ilmu. Ilmu ingin mengetahui sebab dan akibat dari sesuatu. Sementara filsafat tidak terikat pada satu ketentuan dan tidak mau terkurung dalam satu ruang saja. Filsafat ingin memperoleh realitas mengenai apa hakikat benda, dari mana asal-usulnya, dan kemana tujuan akhirnya.

Untuk mengenal perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan, akan diuraikan garis-garis besar aliran filsafat dalam pendidikan, yaitu:

Aliran proggressivisme adalah aliran filsafat yang sangat berpengaruh dalam abad ke 20 ini. Aliran ini dihubungkan dengan pandangan liberal, yaitu fleksibel, curious dan open mined. Aliran ini meyakini bahwa manusia mempunyai kesanggupan untuk mengendalikan hubunganya dengan alam serta meresapi dan menguasai rahasia alam.

Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi.

Aliran ini menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran berfilsafat spiritual atau mental. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, al Ghazali.

Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.

Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran materialisme: Demokritos, Ludwig Feurbach.

Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami.  Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos.

Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran ini : Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich.

Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatugerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff.

Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Jadi, terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman manusia.

Filsafat menetapkan ide-ide, idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia. Kilpatrik mengatakan, berfilsafat dan mendidik adalah dua face dalam satu usaha; berfilsafat ialah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik ialah usaha mereliasasikan nilai-niali dan cita-cita itu dalam kehidupan, dalam kepribadian manusia. Mendidik ialah mewujudkan nilai-nilai yang dapat disumbangkan filsafat, dimulai dengan generasi muda, untuk membimbing rakyat, membina nilai-nilai dalam kepribadian mereka, demi menemukan cita-cita tertinggi suatu filsafat dan melembagakannya dalam kehidupan mereka.

Oleh kerena itu, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah reliasi dari ide-ide filsafat; filsafat memberi asas kepastian bagi peranan pendidikan sebagai wadah pembinaan manusia yang telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikan.

Dari uraian di atas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan berikut:[10]

[1] Jujun S. Surisumantri filsafat ilmu sebuah pengantar populer ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan 1985) hal.20

[2]  Asmoro Ahmadi filsafat Umum, ( jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2012) hal. 1

[3] Zuhairini filsafat pendidikan, ( jakarta: Bumi Aksara 1995) hal. 4

[4]  Suhar AM Filsafat Umum, (Jakarta: persada press 2009) hal. 9-10

[5]  Jalaluddin, Abdullah Idi filsafat pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo 2013) hal.6-7

[6] Anas Salahudin filsafat pendidikan, ( Bandung:pustaka Setia 2011) hal. 24

[7] A.Chaedar Alwasilah filsafat bahasa dan pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2008) hal. 

15

[8] Soejono Soemargono Pengantar Filsafat ( Yogya:Tiara Wacana 2004) hal. 5

[9] Ibid. 76

[10] M.  Noorsyam, pengantar filsafat pendidikan ( Malang: IKIP 1978) hal. 13